Friday, August 15, 2014

Contoh Proposal Bisnis Plan

Author Angga Debby Frayudha

1.   LATAR BELAKANG PERUSAHAAN

1.1   DATA PERUSAHAAN

1.         Nama Perusahaan
Batik tulis Djawa

2.         Bidang Usaha
Wirausaha

3.         Jenis Produk / Jasa
Batik

4.         Alamat Perusahaan
Rembang jawa tengah

5.         Nomor Telepon/Fax
08564


6.         Alamat E-mail
mpyenk@


7.         Bank Perusahaan
BRI

8.         Bentuk Badan Hukum
-

9.         Nomor Akte Pendirian
-

10.     N P W P
-

11.     Mulai Berdiri
Planing

 

 

 







2.   ANALISIS PASAR DAN PEMASARAN

2.1   PRODUK / JASA YANG DIHASILKAN

Batik berasal dari bahasa jawa yaitu dari kata "amba" yang artinya menulis dan "titik" yaitu titik-titik, sehingga kemudian menjadi ambatitik-ambatik-mbatik-batik. Betul, pada awalnya batik semuanya dikerjakan secara manual yaitu dengan menulis menggunakan tangan sehingga dikenal sebagai batik tulis.


KEUNGGULAN PRODUK YANG DIMILIKI

1. Dikerjakan dengan menggunakan canting yaitu alat yang terbuat dari tembaga yang dibentuk bisa menampung malam (lilin batik) dengan memiliki ujung berupa saluran/pipa kecil untuk keluarnya malam dalam membentuk gambar awal pada permukaan kain.

2.Bentuk gambar/desain batik tulis tidak ada pengulangan yang jelas, sehingga gambar nampak bisa lebih luwes dengan ukuran garis motif yang relatif bisa lebih kecil dibandingkan dengan batik cap.
   
3.Gambar desain batik tulis bisa dilihat pada kedua sisi kain nampak lebih rata (tembus bolak-balik) khusus bagi batik tulis yang halus.
   
4.Warna dasar kain biasanya lebih muda dibandingkan dengan warna pada goresan motif (batik tulis putihan/tembokan).


2.2   GAMBARAN PASAR

DATA NILAI PENJUALAN (3 – 5 TAHUN TERAKHIR)

"Ada peneliti dari Yogya, UGM yang menyampaikan secara langsung dalam satu tahun batik yang terjual dalam rangka pariwisata mencapai Rp1 triliun," ujar Menteri Kebudayaan dan Pariwisata RI, Jero Wacik, disela Pemilihan Putra-Putri Batik Indonesia, Rabu, 28 September 2011.
Menurut Jero, angka Rp1 triliun itu merupakan pendapatan yang diperoleh dari penjualan produk dalam kaitannya dengan pariwisata. Batik tersebut terdiri dari baju batik, suvenir hingga interior hotel seperti bed cover, gorden hingga aksesoris. "Jika dijumlahkan lebih dari Rp1 triliun,"katanya.
Dari tahun 1 tingkat pengenalan produk melalui layanan iklan internet dan pameran memberikan dampak yang bagus dari penjualan batik
Tahun berikutnya dapat dilihat melalui kurva

KEGIATAN PEMASARAN DAN PROMOSI YANG SUDAH DILAKUKAN

pemasaran berbagai macam produk termasuk batik memiliki kunci sukses yang tepat. Semua produk memiliki pasar tertentu, sehingga perlu dicari ketepatan pemilihan segmen pasar yang dituju dengan produk yang dijual. Untuk produk batik beraneka macam ragam seperti batik cloth, batik fabric, batik fashion, batik design, dll. Perlu ditentukan siapa pasarnya.
Ketidaktepatan strategi pemasaran untuk produk ini adalah ketidaktepatan penentuan segmen. Karena segmen batik wanita saja atau pria saja atau anak anak saja dengan segmen berbagai macam batik, seperti batik untuk keluarga, ibu, bapak, anak. Maka perlu dilihat siapa pengambil keputusan pembeli batik tersebut.
Pertama, bila pengambil keputusan adalah ibu, maka tentulah pola sarimbit sesuai dengan pola wanita, apabila pengambil keputusan bapak, tentu berbeda pola untuk keseluruhan dari pola batik yang lebih mnegarah ke batik fabric, Malaysian batik, African batik, berbeda lagi kalau putusan ada di anak lebih mengarah ke batik style, batik kombinasi seperti batik cloth, batik fashion, batik design.
Pertimbangan yang kedua adalah di harga batik, untuk batik tulis, warna alam sangatlah mahal karena pembuatanya yang membutuhkan waktu beberapa minggu untuk pengerjaanya, bahkan bias dihitung bulan untuk menyelesaikan satu produk batik tersebut. Maka perlu ditentukan beberapa segmen bidikan pasar konsumen.
Pertimbangan ketiga adalah bahwa kebutuhan batik sudah menjadi style exclusive yang memasyarakat, dipakai untuk acara acara besar oleh orang orang ternama, dan juga sebagai seragam kantor, bahkan sebagai style anak muda dengan kombinasi batik. Orang yang memakai batik seakan terlihat lebih exclusive dan mempesona.

    PAMERAN
        Pengenalan produk melalui iklan sangat baik diolakukan untuk memperkenalkan hasil karya biar dikenal masyarakat secara luas


    ADVERTISING / IKLAN / INTERNET
        Sekarang ini kita harus pintar mencari strategi pemasaran menggunakan layanan iklan yang ada di internet karena sangat berdampak dikenalnya produk kita di masyarakat luas, bahakan dunia jadi kita menggunakan website untuk pemasaran

2.3   TARGET ATAU SEGMEN PASAR YANG DITUJU

GAMBARAN KARAKTERISTIK PEMBELI / PENGGUNA

strategi pemasaran untuk produk ini adalah ketepatan penentuan segmen.
segmen batik wanita saja atau pria saja atau anak anak saja dengan segmen berbagai macam batik



2.4   TREND PERKEMBANGAN PASAR


1. Menggeluti secara kontinyu produk batik dan berbagai variasinya dari berbagi motif, corak, dan asal daerahnya.
2. Melakukan pengamatan secara terus menerus perkembangan batik Nusantara maupun manca Negara dari aspek produk, harga, dan permintaan pasarnya.
3. Selalu melakukan survey pasar terus menerus mengenai produk, harga, maupun perkembangan selera konsumen, diantaranya mengenai jenis batik apa saja yang sedang banyak dicari dan diminati oleh konsumen dengan berbagai variasinya.


2.5   STRATEGI PEMASARAN

    PENGEMBANGAN PRODUK
Selalu melakukan survey pasar terus menerus mengenai produk, harga, maupun perkembangan selera konsumen, diantaranya mengenai jenis batik apa saja yang sedang banyak dicari dan diminati oleh konsumen dengan berbagai variasinya.

    PENGEMBANGAN WILAYAH PEMASARAN
Mempersiapkan lokasi strategis dan tempat berjualan yang nyaman dan menyenangkan bagi para konsumen

    KEGIATAN PROMOSI
Pameran, Iklan, Internet

    STRATEGI PENETAPAN HARGA
Berdasarkan Mutu produk, kualitas ciri khas batik



2.6   ANALISIS PESAING

PESAING
KEUNGGULAN
KELEMAHAN

1.          
2.          
1.          
2.          

1.          
2.          
1.          
2.          

2.7   SALURAN DISTRIBUSI

WILAYAH PEMASARAN DAN JALUR DISTRIBUSI YANG DIRENCANAKAN

1.     Wilayah Pemasaran
    Lokal
    Regional
    Nasional
    Ekspor

2.     Jalur Distribusi
    Individu
    Industri
    Pemerintah
    Lain - Lain
    Distributor
    Retailer
    Eksportir


3.     Alamat Showroom / Counter Penjualan (Milik Perusahaan)
1.         Lasem Rembang Jawa tengah
2.         Solo
3.         Jogjakarta




3.   ANALISIS PRODUKSI

3.1   PROSES PRODUKSI

PROSES PRODUKSI
BAHAN BAKU
MANUSIA
MESIN
Dialkukan oleh para pebatik di tempat
Kain, canting, Lilin
ya
tidak








KEUNGGULAN PROSES YANG DIMILIKI

1.         Dibuat oleh pebatik dan hasilnya tidak akan sama dengan batik cetak
2.         Motif unik


3.2   BAHAN BAKU DAN PENGGUNAANNYA

BAHAN BAKU

KEBUTUHAN
RATA-RATA PER BULAN
SUMBER
Kain dsb
100 meter
Dari konveksi kain








4.   RENCANA PENGEMBANGAN USAHA

4.1   RENCANA PENGEMBANGAN USAHA

    STRATEGI PEMASARAN
    *  Menyenangi  produk batik dan mengenali perkembangannya dari sudut pandang budaya dan dunia usaha
    * Menggeluti secara kontinyu produk batik dan berbagai variasinya dari berbagi motif, corak, dan asal daerahnya.
    * Melakukan pengamatan secara terus menerus perkembangan batik Nusantara maupun manca Negara dari aspek produk, harga, dan permintaan pasarnya.
    * Selalu melakukan survey pasar terus menerus mengenai produk, harga, maupun perkembangan selera konsumen, diantaranya mengenai jenis batik apa saja yang sedang banyak dicari dan diminati oleh konsumen dengan berbagai variasinya.
    * Sebaik selalu membaca  berbagai referensi (majalah, Koran, e-bisnis) mengenai batik sesuai dengan perkembangan pasar dan trend fashion yang tengah berkembang.
    * Mempersiapkan  berbagai jenis dan jumlah aset dan modal awal usaha batik yang mencukupi dan memadai guna menunjang usaha.
    * Mempersiapkan lokasi strategis dan tempat berjualan yang nyaman dan menyenangkan bagi para konsumen.
     * Mempekerjakan beberapa orang karyawan yang ramah






5.   ANALISIS KEUANGAN

5.1   LAPORAN KEUANGAN









KETERANGAN:
Nilai Penerimaan tahun pertama (2001) sama dengan jumlah Penerimaan per bulan untuk tahun pertama (2001), begitu pula dengan nilai pengeluaran. Saldo kas awal tahun pertama (2001) adalah saldo kas awal bulan pertama.





5.4   RENCANA KEBUTUHAN PINJAMAN

TOTAL NILAI KEBUTUHAN PINJAMAN / MODAL *)

*)  sesuai dengan PENERIMAAN PINJAMAN
TOTAL NILAI KEBUTUHAN MODAL INVESTASI *)

*)  sesuai dengan Rencana Kebutuhan Investasi
TOTAL NILAI KEBUTUHAN MODAL KERJA *)

*)  total nilai kebutuhan pinjaman / modal dikurangi total nilai kebutuhan modal investasi

5.5   RENCANA PENGEMBALIAN DANA PINJAMAN

JANGKA WAKTU PENGEMBALIAN *)

*)  sesuai dengan masa berakhirnya pembayaran angsuran pokok
MASA TENGGANG PEMBAYARAN *)

*)  sesuai dengan masa tenggang pembayaran angsuran pokok






LAMPIRAN

D.     FOTO PRODUK


 
 



E.     DOKUMENTASI PRODUKSI


 

publisher Angga Debby Frayudha
 



Share:

Makalah Profesi Guru

BAB I
PENDAHULUAN


Author Angga Debby Frayudha

1.1  Latar Belakang
Guru adalah salah satu unsur manusia dalam proses pendidikan. Dalam proses pendidikan di sekolah, guru memegang tugas ganda yaitu sebagai pengajar dan pendidik. Sebagai pengajar guru bertugas menuangkan sejumlah bahan pelajaran ke dalam otak anak didik, sedangkan sebagai pendidik guru bertugas membimbing dan membina anak didik agar menjadi manusia susila yang cakap, aktif, kreatif, dan mandiri. Oleh sebab itu, tugas yang berat dari seorang guru ini pada dasarnya hanya dapat dilaksanakan oleh guru yang memiliki kompetensi profesional yang tinggi. Untuk itu profesionalisme para guru hendaknya lebih ditingkatkan lagi, dari masalah inilah maka kami mengangkat tema ini sebagai bahan makalah kami.

1.2  Rumusan Masalah
1.2.1        Apa, Mengapa, dan Bagaiamana Pekerjaan Profesi ?
1.2.2        Bagaimanakah Pengertian dan Ciri-ciri Profesi Keguruan ?

1.3  Tujuan
1.3.1        Mengetahui tentang Pekerjaan Profesi
1.3.2        Mengetahui yang dimaksud dengan Profesi Keguruan beserta ciri-cirinya



BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Apa, Mengapa, dan Bagaiamana Pekerjaan Profesi
            Profesi adalah suatu jabatan atau pekerjaan yang menuntut keahlian (expertise) dari para anggotanya. Artinya, tidak bisa dilakukan oleh sembarang orang yang tidak terlatih dan tidak disiapkan secara khusus untuk melakukan pekerjaan itu. Keahlian diperoleh melaluia apa yang disebut profesionalisasi, yang dilakukan baik sebelum seseorang menjalani profesi itu maupun setelah menjalani suatu profesi (inservice training). Ada beberapa istilah lain yang dikembangkan yang bersumber dari istilah “profesi” yaitu istilah professional, profesionalisme, profesionalitas, dan profesionaloisasi secara tepat, berikut ini akan diberikan pengkelasan singkat mengeni pengertian istilah-istilah tersebut.
“Profesional” mempunyai makna yang mengacu kepada sebutan tentang orang yang menyandang suatu profesi dan sebutan tentang penampilan seseorang dalam mewujudkan unjuk kerja sesuai dengn profesinya. Penyandangan dan penampilan “professional” ini telah mendapat pengakuan, baik segara formal maupun informal. Pengakuan secara formal diberikan oleh suatu badan atau lembaga yang mempunyai kewenangan untuk itu, yaitu pemerintah dan atau organisasi profesi. Sedang secara informal pengakuan itu diberikan oleh masyarakat luas dan para pengguna jasa suatu profesi.
“Profesionalisme” adalah sebutan yang mengacu kepada sikap mental dalam bentuk komitmen dari para anggota suatu profesi untuk senantiasa mewujudkan dan meningkatkan kualitas profesionalnya.
“Profesionalitas” adalah sutu sebutan terhadap kualitas sikap para anggota suatu profesi terhadap profesinya serta derajat pengetahuan dan keahlian yang mereka miliki untuk dapat melakukan tugas-tugasnya. Dengan demikian, sebutan profesionalitas lebih menggambarkan suatu “keadaan” derajat keprofesian seseorang dilihat dari sikap, pengetahuan, dan keahlian yang diperlukan untuk melaksanakan tugasnya.
“Profesionalisasi” pada dasarnya adalah serangkaian proses pengembangan profesional, baik dilakukan melalui pendidikan/latihan. Profesionalisasi adalah sutu proses menuju kepada perwujudan dan peningkatan profesi dalam mencapai suatu kriteria yang sesuai dengan standar yang telah ditetapkan. Oleh karena itu profesionalisasi merupakan proses sepanjang hayat dan tidak pernah berakhir, selama seseorang telah menyatakan dirinya sebagai warga suatu profesi.
            Dari definisi yang telah dikemukakan, dapat diangkat beberapa kriteria untuk menentukan ciri-ciri suatu profesi, yaitu sebagai berikut :
1.      Memiliki standar kerja yang baku atau dengan kata lain memiliki aturan yang jelas tentang hal yang dikerjakan.
2.      Anggota profesinya memperoleh pendidikan tinggi yang memberikan dasar pengetahuan yang bertanggung jawab
3.      Memiliki lembaga pendidikan khusus yang menghasilkan tenaga profesi yang dibutuhkan.
4.      Memiliki organisasi profesi yang memperjuangkan hak – hak anggotanya, serta bertanggung jawab untuk meningkatkan profesi yang bersangkutan.
5.      Adanya pengakuan yang layak dari masyarakat
6.      Adanya sistem imbalan yang memadai sehingga anggota profesi dapat hidup dari profesinya.
7.      Memiliki kode etik yang mengatur setiap anggota profesi
Sekarang ini, masyarakat menginginkan semua pelayanan yang diberikannya adalah yang terbaik. Tuntutan – tuntutan masyarakat inilah yang membuat setiap profesi untuk dapat memberikan pelayanan yang terbaik. Setiap anggota profesi baik secara sendiri – sendiri atau dengan cara bersama melalui wadah organisasi profesi dapat belajar. Belajar yang dimaksud, yaitu belajar untuk mendalami pekerjaan yang sedang disandangnya dan belajar dari masyarakat apa yang menjadi kebutuhan mereka saat ini dan saat yang akan datang. Telah dikemukakan pula diawal bahwa profesionalisasi adalah usaha untuk mengembangkan profesi melalui pendidikan prajabatan dan pendidikan dalam jabatan, sehingga pelayanan kepada pemakai (klien) akan semakin meningkat.
2.2  Pengertian dan Ciri-ciri Profesi Keguruan
Pada dasarnya guru belum sepenuhnya dapat dikategorikan sebagai suatu profesi yang utuh, dan bahkan banyak orang berpendapat bahwa guru hanya jabatan semiprofesional atau profesi yang baru muncul karena belum semua ciri – ciri di atas yang dapat dipenuhi. Guru seharusnya dilihat sebagai profesi yang baru muncul, dan karena itu mempunyai status yang lebih tinggi dari  jabatan semiprofesional bahkan mendekati jabatan profesi penuh. Profesi kependidikan khususnya profesi keguruan mempunyai tugas utama yaitu melayani masyarakat dalam dunia pendidikan. Sejalan dengan alasan tersebut jelas kiranya bahwa profesionalisasi dalam bidang keguruan mengandung arti peningkatan segala daya dan usaha dalam rangka pencapaian secara optimal layanan yang akan diberikan kepada masyarakat.
Dalam pendidikan diperlukan adanya profesionalisasi. Sanusi et. al. (1991:23) mengajukan enam asumsi yang melandasi perlunya profesionalisasi dalam pendidikan, yakni sebagai berikut :
1.      Subjek pendidikan adalah manusia yang memiliki kemauan, pengetahuan, emosi, dan perasaan dan dapat dikembangkan sesuai dengan potensinya; sementara itu pendidikan dilandasi oleh nilai – nilai kemanusiaaan yang menghargai martabat manusia.
2.      Pendidikan dilakukan secara internasional, yaknin secara sadar bertujuan, maka pendidikan menjadi normatif yang didikat oleh norma – norma dan nilai – nilai yang baik secara universal, nasional, maupun lokal, yang merupakan acuan para pendidik, peserta didik dan pengelola pendidikan.
3.      Teori – teori pendidikan merupakan jawaban kerangka hipotesis dalam menjawab permasalahan pendidikan.
4.      Pendidikan bertolak dari asumsi pokok tentang manusia, yakni manusia mempunyai potensi yang baik untuk berkembang. Oleh sebab itu, pendidikan itu adalah usaha untuk mengembangkan potensi unggul tersebut.
5.      Inti pendidikan terjadi dalam prosesnya, yakni situasi dimana terjadi dialog antara peserta didik dengan pendidik yang memungkinkan peserta didik tumbuh kearah yang dikehendaki oleh pendidik agar selaras dengan nilai – nilai yang dijunjung tinggi masyarakat.
6.      Seiring terjadinya dilema antara tujuan utama pendidikannya, yaitu menjadikan manusia sebagai manusia yang baik (dimensi intrinsik) dengan misi instrumental yakni yang merupakan alat untuk perubahan atau mencapai sesuatu.
Dalam keseluruhan perangkat tenaga penggerak di sektor pendidikan, nampaknya tenaga pelaksana umumnya, dan guru pada khususnya merupakan salah satu mata rantai yang cukup lemah. Di banyak tempat, kita masih menemukan guru berada didalam situasi yang kurang menguntungkan untuk melaksanakan tugas yang dibebankan kepadanya. Hal ini akan bertambah lebih berat dan kompleks, bilamana dihadapkan lagi dengan kemajuan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi tetapi dengan dukungan fasilitas yang minim dan dengan iklim kerja yang tidak menyenangkan. Selain itu beban guru ditambah lagi dengan berbagai tugas non-mengajar yang banyak menyita waktu dan tenaga para guru.
Pendidikan yang baik, sebagaimana yang diharapkan oleh masyarakat modern dewasa ini dan sifatnya yang selalu menantang, mengharuskan adanya pendidik yang baik. Hal ini berarti bahwa di masyarakat diperlukan pemimpin yang baik, di rumah diperlukan orang tua yang baik, dan di sekolah diperlukan guru yang baik. Akan tetapi dengan ketiadaan pegangan tentang persyaratan pendidikan profesional maka hal ini menyebabkan timbulnya bermacam – macam tafsiran orang tentang arti guru yang baik, tegasnya guru yang profesional. Berbagai masalah diatas seperti tuntutan akan perkembangan ilmu, sikap masyarakat terhadap guru, fasilitas yang kurang memadai, dsb, namun ada hal yang memerlukan perhatian khusus, yaitu disiplin.
Berdasarkan uraian diatas maka dapat dikemukakan bahwa dalam mencari jawaban tentang apa dan siapa itu guru yang baik memerlukan suatu tinjauan yang luas serta melingkupi berbagai segi. Sesudah itu barulah disimpulkan profil guru yang bagaimana yang dikehendaki. Jawabannya adalah guru yang profesional yang memiliki kemampuan profesional, personal dan sosial.
Guru yang professional harus memiliki kompetensi berikut ini.
1.      Kompetensi professional, artinya ia memiliki pengetahuan yang luas serta dalam dari subjek matter yang akan diajarkan serta serta penguasaan metodologis dalam arti memiliki pengetahuan konsep teoritik, mampu memilih metode yang tepat serta mampu menggunakan berbagai metode dalam proses belajar mengajar. Guru pun harus memiliki pengetahuan luas tentang landasan kependidikan dan pemahaman terhadap murid.
2.      Kompetensi personal, artinya memiliki sikap kepribadian yang mantap sehingga mampu menjadi sumber identifikasi bagi subjek.
3.      Kompetensi social, artinya ia menunjukkan kemampuan berkomunikasi social, baik dengan murid-muridnya maupun dengan sesame teman guru, dengan kepala sekolah bahkan dengan masyarakat luas.
4.      Kemampuan untuk memberikan pelayanan yang sebaik-baiknya yang berarti mengutamakan nilai kemanusiaan daripada nilai benda material. Apabila seorang guru telah memiliki kompetensi tersebut di atas, maka guru tersebut telah memiliki hak profesional, karena ia telah dengan nyata memenuhi syarat-syarat berikut ini.
a.       Mendapat pengakuan dan perlakuan hukum terhadap batas wewenang keguruan yang menjadi tanggung jawabnya.
b.      Memiliki kebebasan untuk mengambil langkah-langkah interaksi edukatif dalam batas tanggung jawabnya dan ikut serta dalam prose pengembangan pendidikan setempat.
c.       Menikmati kepemimpinan teknis dan dukungan pengelolaan yang efektif dan efisien dalam rangka menjalankan tugas sehari-hari
d.      Menerima perlindungan dan penghargaan yang wajar terhadap usaha-usaha dan prestasi yang inovatif dalam bidang pengabdiannya.
e.       Menghayati kebebasan mengembangkan kompetensi profesionalnyasecara individual maupun secara institusional.

Guru bertugas membangun manusianya. Hal ini tetntu memerlukan persyaratan tertentu untuk dapat melaksanakan tugas tersebut yaitu guru sebagai suatu profesi, sebagai perpaduan antara panggilan, ilmu, teknologi, dan seni, yang bertumpu pada landasan pengabdian dan sikap kepribadian yang mulia.
Pada hakikatnya tugas guru tidak hanya diperlukan sebagai suatu tugas yang professional, tetapi adalah wajar bilamana melihatnya sebagai suatu profesi yang utama, karena mengajar, antara lain berarti berrati turut menyiapkan subjek didik kearah berbagai profesi. Dikaitkan dengan angkatan kerja maka implikasinya ialah guru merupakan tenaga yang turut menyiapkan tegan pembangunan lainnya.
Setelah mengkaji uraian diatas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa diatas pundak guru terdapat beban yang menantang, karena memang tugas guru adalah sedemikian berat dan akan semakin berat dengan majunya masyarakat serta berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi maka sudah sewajarnya apabila apabila kepada setiap guru diberikan jaminan supaya ia menghayati haknya sebagai seorang petugas professional.
 CIRI-CIRI PROFESIONAL KEGURUAN
Ciri-ciri profesionalisasi jabatan guru akan mulai nampak, seperti yang dikemukakan oleh Robert W. Richey sebagai berikut.
1.        Para guru akan bekerja hanya semata-mata memberikan pelayanan kemanusiaan daripada usaha untuk kepentingan pribadi.
2.        Para guru secara hokum dituntut untuk memenuhi berbagai persyaratan untuk mendapatkan lisensi mengajar serta persyaratan yang ketat untuk menjadi anggota organisasi guru.
3.        Para guru dituntut memiliki pemahaman serta keterampilan yang tinggi dalam hal bahan pengajar, metode, anak didik, dan landasan kependidikan.
4.        Para guru dalam organisasi profesional, memiliki publikasi professional yang dapat melayani para guru, sehingga tidak ketinggalan, bahkan selalu mengikuti perkembangan yang terjadi.
5.        Para guru, diusahakan untuk selalu mengikuti kursus-kursus, workshop, seminar, konversi serta terlibat secara luas dalam berbagai kegiatan in service.
6.        Para guru diakui sepenuhnya sebagai suatu karier hidup (a life career).
7.        Para guru memiliki nilai dan etika yang berfungsi secar nasional maupun secar lokal.
Khusus untuk jabatan guru ini sebenarnya juga sudah ada yang mencoba menyusun ciri-cirinya. Misalnya National Education Assosiation (NEA) (1948) menyarankan ciri-ciri sebagai berikut.
1.        Jabatan yang melibatkan kegiatan intelektual
Jelas sekali bahwa jabatan guru memenuhi kriteria ini, karena mengajar melibatkan upaya-upaya yang sifatnya sangat didominasi kegiatan intelektual.
2.        Jabatan yang menggeluti batang tubuh ilmu yang khusus
Semua jabatan mempunyai monopoli pengetahuan yang memisahkan anggota mereka dari orang awam yang memungkinkan mereka mengadaka pengawasan tentang jabatannya.
3.        Jabatan yang memerlukan persiapan latihan yang lama
Lagi-lagi terdapat perselisihan pendapat mengenai hal ini. Yang membedakan jabatan profesinal dengan nonprofesional antara lain adalah dalam penyelesaian pendidikan melalui kurikulum yaitu ada yang diatur universitas/ institute atau melaui pengalaman praktek dan pemagangan atau pamagangan dan kuliah.
4.        Jabatan yang membutuhkan latihan dalam jabatan yang berkesinambungan.
Jabatan guru cenderung menunjukkan bukti yang kuat sebagai jabatan professional, sebab hamper tiap tahun guru melakukan berbagai kegiatan latihan professioanal, baik yang mendapatkan penghargaan kredit maupun tanpa kredit.
5.        Jabatan yang menjaanjikan karier hidup dan keanggotaan yang permanen
6.        Jabatan yang menetunkan bakunya sendiri
Dikarenakan jabatan guru menyangkut hajat hidup orang banyak, maka pembakuan jabatan guruini sering tidak diciptakan oleh anggita profesi sendiri terutama di Negara kita.
7.        Jabatan yang mementingkan layanan diatas keuntungan pribadi
Jabatan mengajar adalah jabatan yang mempunyai nilai social yang tinggi, tidak perlu diragukan lagi. Guru yang baik akan sangat berperan dalam dalam mempengaruhi kehidupan yang lebih baik dari warga Negara masa depan.
8.        Jabatan yang mempunyai organisasi professional yang kuat dan terjalin rapat.
Semua profesi yang dikenal mempunyai organisasi professional yang kuat untuk dapat mewadahi tujuan bersama dan melindungi anggotanya.

KODE ETIK GURU
Setiap profesi memiliki kode etik profesi. Menurut UU No.8/1974 tentang Pokok-Pokok Kepegawaian, kode etik pegawai negeri sipil adalah pedoman sikap tingkah laku, dan perbuatan di dalam dan di luar dinas. Kode Etik Guru Indonesia menurut PGRI (1973) adalah landasan moral dan pedoman tingkah laku guru warga PGRI dalam melaksanakan panggilan pengabdiannya bekerja sebagai guru.
Tujuan kode etik profesi adalah untuk kepentingan anggota dan organisasi profesi itu sendiri, yaitu untuk:
1.        Menjunjung tinggi martabat profesi;
2.        Menjaga dan memelihara kesejahteraan para anggotanya;
3.        Meningkatkan pengabdian para anggota profesi;
4.        Meningkatkan mutu profesi;
5.        Meningkatkan mutu organisasi profesi
Kode etik ditetapkan oleh anggota profesi. Kode etik guru ditetapkan oleh anggota profesi guru yang bergabung dalam wadah PGRI. Kode etik ini dijadikan pedoman bertindak bagi seluruh anggota organisasi atau profesi tersebut.
Kode etik guru Indonesia ditetapkan dalam Kongres PGRI pada tahun 1973 pada Kongres ke XIII di Jakarta. Kemudian disempurnakan pada Kongres ke XVI tahun 1989 di Jakarta. Adapun rumusan kode etik guru sebagai berikut.

KODE ETIK GURU INDONESIA
Guru Indonesia mmenyadari bahwa pendidikan adalah bidang pengabdian terhadap Tuhan Yang Maha Es. Bangsa dan Negara serta kemanusiaan pada umumnya Guru Indonesia yang berjiwa pancasila dan setia pada Undang-Undang Dasar 1945, turut bertanggung jawab atas terwujudnya cita-cita Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945. Oleh sebab itu, guru Indonesia untuk menunaikan karyanya dengan memedomi dasar-dasar sebagai berikut.
1.    Guru berbakti membimbing peserta didik untuk  membentuk manusia Indonesia seutuhnya yang berjiwa pancasila.
2.    Guru memiliki dan melaksanakn kejujuran professional.
3.    Guru berusaha memperoleh informasi tentang peserta didik sebagai bahan untuk melakukan bimbingan dan pembinaan.
4.    Guru menciptakan suasana sekolah sebaik-baiknya yang menunjang berhasilnya proses belajar mengajar.
5.    Guru memilahar hubungan baik dengan orang tua murid dan masyarakat sekitarnya untuk membina peran serta dan rasa tanggung jawab bersama terhadap pendidikan.
6.    Guru secara pribadi dan bersama-sam mengembangkan dan meningkatkan mutu dan martabat profesinya.
7.    Guru memelihara hubungan seprofesi, semangat kekeluargaan, dan kesetiakawanan social.
8.    Guru secara bersama-sam memelihara dan meningkatkan mutu organisasi PGRI sebagai sarana perjuangan dan pengabdian.
9.    Guru melaksanakan segala kebijaksanaan pemerintah dalam bidang pendidikan.




BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Profesi adalah suatu jabatan atau pekerjaan yang menuntut keahlian (expertise) dari para anggotanya. Artinya, tidak bisa dilakukan oleh sembarang orang yang tidak terlatih dan tidak disiapkan secara khusus untuk melakukan pekerjaan itu. ciri-ciri suatu profesi, yaitu sebagai berikut :
1.      Memiliki standar kerja yang baku
2.      Anggota profesinya memperoleh pendidikan tinggi
3.      Memiliki lembaga pendidikan
4.      Memiliki organisasi profesi
5.      Adanya pengakuan yang layak dari masyarakat
6.      Adanya sistem imbalan yang memadai
7.      Memiliki kode etik yang mengatur setiap anggota profesi
Tuntutan masyarakat yang membuat setiap profesi untuk dapat memberikan pelayanan yang terbaik. profesionalisasi adalah usaha untuk mengembangakan profesi melalui pendidikan prajabatan dan pendidikan dalam jabatan, sehingga pelayanan kepada pemakai (klien) akan semakin meningkat.
Profesi kependidikan khususnya profesi keguruan mempunyai tugas utama yaitu melayani masyarakat dalam dunia pendidikan. Sejalan dengan alasan tersebut jelas kiranya bahwa profesionalisasi dalam bidang keguruan mengandung arti peningkatan segala daya dan usaha dalam rangka pencapaian secara optimal layanan yang akan diberikan kepada masyarakat.
Ciri-ciri profesionalisasi jabatan guru adalah sebagai berikut :
1.      Jabatan yang melibatkan kegiatan intelektual
2.      Jabatan yang menggeluti batang tubuh ilmu yang khusus
3.      Jabatan yang memerlukan persiapan latiha yang lama
4.      Jabatan yang membutuhkan latihan dalam jabatan yang berkesinambungan.
5.      Jabatan yang menjaanjikan karier hidup dan keanggotaan yang permanen
6.      Jabatan yang menetunkan bakunya sendiri
7.      Jabatan yang mementingkan layanan diatas keuntungan pribadi
8.      Jabatan yang mempunyai organisasi professional yang kuat dan terjalin rapat

3.2 Saran

            Dalam penyusunan ini masih terdapat kesalahan. Semoga kesalahan yang ada dapat dijadikan pelajaran agar dalam menyusun makalah yang selanjutnya lebih baik.
Share: